RSS

Motivasi

LENA CITRA MANGGALASARI: “ALLAH BAYAR CASH DENGAN BEASISWA JERMAN”

Belajar di Jerman adalah impian saya sejak saya kelas 4 SD. Sampai kemudian saya kuliah S1 di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta, saya masih bermimpi untuk melanjutkan study ke jerman. Berbagai seleksi beasiswa saya ikuti. Dari mulai Studien Reise sampai Sommer Kurs. Tapi tak satu pun yang saya dapat. Berbagai lomba dari Goethe Institut saya ikuti dengan hadiah ke Jerman, pun tak satu pun juga saya menangkan.

Sedih…serasa Jerman begitu jauh untuk digapai. Cemooh temanpun sering saya dapatkan. “Kamu mau study ke Jerman??…Mimpi!” kalimat ejekan seorang kawan KKN saya yang hingga kini masih saya ingat. Sakiiiit rasanya mendengar kawan saya berkata demikian. Tapi syukurlah saya tidak pernah membenci kawan saya itu karena entah kenapa kata-kata itu malah menambah semangat saya untuk terus mengejar mimpi ke Jerman.

Akhir tahun 2007 saya lulus S1. Setelah mendapat ijazah saya langsung mendaftar beasiswa. Saat itu saya berusaha keras untuk mendapatkan beasiswa S2 agar saya tidak merepotkan orang tua lagi. Sayangnya saat itu saya menemui banyak kesulitan karena kebanyakan beasiswa Master hanya untuk orang yang mempunyai pengalaman kerja minimal 2 tahun.

Akhirnya saya putuskan untuk melamar pekerjaan. Alhamdulillah tidak lama setelah kelulusan saya diterima bekerja di salah satu universitas di Yogyakarta. Bukan sebagai Dosen tapi sebagai Staf Administrasi. Selama bekerja saya tetap mencari peluang beasiswa. Dari mulai beasiswa ke Swiss sampai yang ke Amerika. Beasiswa apa saja yang cocok dengan qualifikasi yang saya punya saat itu.

Seleksi demi seleksi saya jalani, saya tetap gagal di pertengahan seleksi atau di seleksi akhir. Lama-lama saya rasakan begitu berat. Bulan Juli Tahun 2010 saya mengumpulkan kertas-kertas dokumen yang sudah saya siapkan untuk mendaftar beasiswa Master DAAD (waktu itu sambil menangis).

Waktu itu sekitar pukul 6 sore saya mengirim aplikasi beasiswa saya di kantor pos pusat Yogyakarta. Waktu itu hujan, saya naik motor menuju kantor pos pusat karena disana buka layanan sampai jam 8 malam. sore itu memang harus saya kirim, karena aplikasi paling lambat harus berstempel tanggal 31 Juli 2010. Dalam hati saya berkata “Ya Allah, sampai disini perjuangan saya, saya tidak akan melamar beasiswa lagi.”

Malamnya saya tidak bisa tidur karena saya harus memutuskan sesuatu untuk hidup saya: “Jika tahun ini masih gagal juga, maka saya hanya akan bekerja saja”. Malam itu saya putuskan: selagi menunggu pengumuman beasiswa, karena ini adalah beasiswa terakhir yang saya daftar, maka saya harus berusaha sepenuh hati!! Saat ini yang saya harus lakukan adalah memperbaiki ibadah dan perbanyak doa!

Mulai saat itulah saya rutinkan sholat tahajudsholat dhuha dan tentu saja,sedekah. Saya menyebutnya “Sedekah gila-gilaan” (sedekah dengan nominal terbanyak yang pernah saya lakukan). Setiap hari Jumat saya sedekah sekitar Rp 200-250 ribu, berlangsung dari Juni sampai November. Saya tidak mau setengah- setengah dalam berusaha, waktu itu saya berpikir karena ini terakhir saya perjuangkan mimpi saya, jika jawabannya tidak juga. paling tidak saya tidak menyerah begitu saja.

Seminggu sekali setiap hari jumat saya datangi rumah tahfidz (rumah hapalan Alquran), disana saya biasanya memberi amplop yg isinya uang sedekah dan kertas doa, di kertas itu saya tuliskan doa-doa saya termasuk doa agar saya lulus seleksi beasiswa. Kertas doa itu nantinya akan dibacakan oleh santri-santri disana setiap mereka selesai sholat. begitu seterusnya selama berbulan-bulan.

Akhirnya saya menemukan titik terang. Saya mendapatkan Email dari Technische Universitaet Dresden, Jerman yang menerangkan bahwa saya lolos ke tahap wawancara. Saya sangat bahagia waktu itu, lumayan pikir saya waktu itu, naik ke tahap selanjutnya. Beberapa hari kemudia pihak Technische Universitaet Dresden menelepon saya, waktu itu saya sedang bersama teman-teman di rumah coklat di Yogyakarta.

Setelah wawancara selesai saya memberanikan diri bertanya dalam bahasa Jerman waktu itu, “Ist das sicher, dass ich dieses Stipendium bekommen?”(“Apakah saya pasti dapat beasiswa?”), jawabannya tidak memuaskan , “Anda belum tentu lolos di tahap wawancara ini”. Ya sudahlah, saat itu saya tidak mau banyak pikiran , saya hanya mau terus berusaha sampai keputusan final.

Tiba-tiba pada tanggal 9 Desember 2010 sebuah Email datang yang isinya:

Dear Ms. Manggalasari, we are pleased to inform you that you have been awarded a scholarship for the master course “Vocational Education and personnel Capacity Building” at the TU Dresden, Germany.

Saat itu langsung bergetar hati saya.. deggg… deggg… deggg… Subhanallah.. akhirnya mimpi saya untuk mempelajari ilmu yang sangat saya sukai di universitas impian saya datang secara tiba-tiba! Apa yang saya impikan selama ini sudah ada di depan mata! Alhamdulillah…

Akhirnya, tanggal 5 April 2011, MIMPI SAYA DIBAYAR CASH ALLAH SWT dengan BEASISWA S2 ke JERMAN! Saya berangkat dari Yogyakarta menuju Frankfurt, Jerman. Benar-benar luar biasa ganjaran sedekah yang Allah Swt berikan kepada saya. Nilai beasiswa yang saya terima sekarang ini sekitar Rp 500 juta. Sekarang di Jerman saya kembali rutinkan sedekah gila-gilaan dengan nominal Euro, karena saya punya banyak cita-cita, pengen banget umrah bareng Ibu dan Bapak dan juga pengen nikah (walaupun belum tahu sama siapa J )

Sumber : http://motivasibeasiswa.org/2013/02/08/lena-citra-manggalasari-allah-bayar-cash-dengan-beasiswa-jerman/#comments

 

Leave a comment